Konflik di Afghanistan Menjadi Semakin Kacau, Anggota Keluaraga Jurnalis Asal Jerman Terbunuh

JakartaTaliban membunuh seorang anggota keluarga jurnalis Deutsche Welle (DW) di Afghanistan, seperti disampaikan pihak DW.

Dalam sebuah artikel yang diterbitkan pada Kamis, DW menyampaikan pejuang Taliban sedang mencari salah satu jurnalis mereka di Afghanistan, dan dikonfirmasi seorang keluarga jurnalis tersebut ditembak mati Taliban pada Rabu dan satu orang lainnya mengalami luka parah.

Anggota keluarga lainnya bisa melarikan diri pada detik-detik terakhir dan masih dalam pelarian.

"Pembunuhan keluarga dekat satu dari beberapa editor kami oleh Taliban kemarin sungguh tragis, dan menjadi saksi bahaya akut yang dihadapi seluruh karyawan kami dan keluarga mereka di Afghanistan," jelas Dirjen DW, Peter Limbourg seperti dikutip dalam artikel tersebut.

"Ini menjadi bukti Taliban telah melakukan pencarian para jurnalis secara terorganisir, baik di Kabul maupun di provinsi-provinsi. Kita kehabisan waktu," imbuhnya, dikutip dari CNN, Minggu (22/8).

Artikel tersebut menyebutkan, rumah dari sedikitnya tiga jurnalis DW dicari Taliban.

Juru bicara pers DW, Christoph Jumpelt menyampaikan kepada dalam sebuah pernyataan tertulis bahwa "pada titik ini kami tidak memberikan pernyataan private berkenaan dengan kejadian tragis menyangkut keluarga salah satu jurnalis kami."

Pada Minggu pekan lalu, hari di mana Kabul jatuh ke tangan Taliban, DW dan sejumlah media utama Jerman mendesak pemerintah Jerman membantu evakuasi staf Afghanistan mereka ke Jerman.

Dalam sebuah surat terbuka kepada Kanselir Jerman Angela Merkel dan Menteri Luar Negeri Heiko Maas, koran-koran utama di Jerman termasuk lembaga penyiaran publik dan komersil seperti DW dan DPA meminta evakuasi secepatnya untuk jurnalis mereka yang berasal dari Afghanistan yang nyawa mereka dalam bahaya. Mereka juga meminta program visa darurat agar pegawai mereka diperbolehkan beremigrasi ke Jerman.

Surat bertanda tangan itu memperingatkan "nyawa staf paruh waktu kami sekarang dalam bahaya akut."

"Bahkan kehidupan di Kabul menjadi sangat berisiko bagi pegawai organisasi media internasional. Menyusul penarikan pasukan internasional, termasuk pasukan Jerman, muncul kekhawatiran Taliban akan membalas dendam terhadap para pegawai kami," jelas surat tersebut.

Surat tersebut menambahkan, puluhan jurnalis telah dibunuh dalam beberapa tahun terakhir oleh Taliban termasuk oleh ISIS dan orang-orang yang tidak dikenal, dan pemerintah hampir tidak pernah berhasil mengidentifikasi pelaku pembunuhan.
Surat tersebut mengatakan, pembunuhan dikhawatirkan meningkat dan banyak pegawai mereka dalam bahaya.

"Pegawai yang ingin meninggalkan negara tersebut menghadapi persekusi, penangkapan, penyiksaan, dan kematian. Kami, oleh karena itu, meminta Anda bertindak cepat," bunyi surat tersebut.

Angela Merkel menyebut perebutan Taliban atas Afghanistan "sengit, dramatis, dan menyedihkan", dan menekankan pentingnya evakuasi warga Afghanistan sebanyak mungkin, yang mendukung militer Jerman dan warga sipil di negara tersebut.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Negara India Mengalama Masa Krisis yang Sangat Parah Tak Hanya Covid-19 Melainkan Polusi Udara yang Sangat Mematikan

Pemkot Surabaya Menolak Sejumlah Usulan Bansos dari Warganya

TTP Menuntut Pemerintah Pakistan Untuk Pembebasan Tahanan Sebagai Syarat Perundingan